Pada zaman Nehemia, bangsa Israel mengalami
penjajahan oleh bangsa Persia. Sebagian besar orang-orang Israel diangkut ke
Persia dan dijadikan sebagai pekerja. Masih ada orang Israel yang terhindar
dari penawanan dan tetap tinggal di Yerusalem namun keadaan mereka sangat
menyedihkan. Disebutkan bahwa mereka berada dalam kesukaran besar dan dalam
keadaan tercela. Tembok Yerusalem terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah
terbakar (1:3).
Nehemia yang bekerja sebagai juru minuman
raja Persia, Artahsasta, mendengar hal itu dan ia sangat bersedih dan berkabung
akan keadaan saudara-saudaranya di Yerusalem. Ketika mendengar itu, timbul
keinginan dalam hati Nehemia untuk menolong bangsanya dan membangun kembali
tembok Yerusalem yang telah rusak. Itu bukanlah suatu pekerjaan ringan karena
mereka (Nehemia & bangsanya) adalah orang-orang tawanan yang sudah tentu
tidak memiliki biaya yang cukup untuk pekerjaan tersebut. Namun itu tidak
menghalangi tekad Nehemia untuk membangun kembali bangsanya yang sedang
mengalami masa-masa keterpurukan. Pada akhirnya Nehemia mampu mewujudkan
keinginannya itu.
Apa yang dilakukan oleh Nehemia sehingga ia
berhasil melakukan pekerjaan besar itu?
1. Berpuasa & Berdoa (1:4).
Hal pertama yang dilakukan oleh
Nehemia ketika mendengar bahwa saudara sebangsanya mengalami kesukaran besar
bukanlah duduk merenung dan hanya bersedih saja tetapi yang dilakukannya adalah
berpuasa dan berdoa. Nehemia tahu bahwa ia tidak mampu sendiri untuk menolong
saudaranya itu sebabnya dia datang kepada Tuhan memohon belas kasihan Tuhan
atas bangsanya. Kesungguhan Nehemia untuk menolong bangsanya didengarkan oleh
Tuhan.
2. Kepedulian terhadap Sesamanya
(1:1-2:8)
Nehemia bukanlah seorang yang egois
dan mementingkan diri sendiri (5:18). Sebagai juru minuman raja, Nehemia berada
pada posisi yang cukup nyaman. Namun hal itu tidaklah membuat Nehemia lupa akan
saudaranya, ia tetap mengingat dan peduli kepada saudara sebangsanya.
3. Organisator yang Baik (2:11-20; 3;
4)
Proyek yang ditangani Nehemia adalah
proyek besar dan membutuhkan seorang yang mampu mengorganisir para pekerja dan
juga dana dengan baik agar proyek pembangunan tersebut berhasil. Dan Nehemia
mampu memimpin dan mengatur orang-orang sebangsanya untuk melakukan pekerjaan
besar membangun kembali tembok yang telah rusak (psl 3). Ketika ada ancaman
dari Sanbalat, Nehemia berhasil mengatasinya dengan strategi pertahanan yang
baik (psl 4). Di bawah kepemimpinan Nehemia, tidak ada perselisihan dan protes
terhadap pengaturan Nehemia, semua bekerja dengan baik sesuai porsi kerja
masing-masing.
4. Berani Menegakkan Keadilan (5:1-18)
Ketika Nehemia mendengar bahwa di
antara orang-orang Yehuda sendiri terjadi ketidak-adilan, Nehemia berani untuk
menuntut keadilan kepada para pemuka dan penguasa di Yerusalem. Banyak orang
ketika melihat ketidakadilan, mereka hanya diam saja karena takut akan mengancam posisi mereka. Tetapi Nehemia
tidak hanya diam saja, dia dengan berani angkat bicara dan akhirnya orang-orang
Yehuda yang merampas milik sesamanya mengembalikan rampasan mereka dan mereka
kemudian bekerja sama kembali.
5. Peka terhadap Keadaan (6:1-19)
Sebuah proyek besar akan menghadapi
tantangan yang besar juga. Demikian pula dengan proyek yang dikerjakan oleh
Nehemia. Ada pihak-pihakyang tidak senang dengan pembangunan tersebut dan
berusaha untuk menghalangi, sekalipun orang-orang tersebut kelihatannya
bersahabat. Mereka mengajak Nehemia untuk berunding namun Nehemia memiliki kepekaan sehingga ia
tahu maksud mereka yang sebenarnya mau mencelakakan Nehemia.
6. Menjaga Kekudusan (psl 13)
Ketika pembangunan tembok Yerusalem
telah selesai, kepemimpinan Nehemia terganggu oleh pihak-pihak yang tidak setia
terhadap hukum Tuhan. Mereka mencemari rumah Tuhan (ay. 4-8), melanggar
kekudusan hari Sabat (ay 18), dan melakukan kawin campur (ay 23-25). Namun
Nehemia menentang semua itu dan menegakkan kembali hukum Tuhan di tengah-tengah
bangsa Israel. Nehemia tidak hanya berhasil
membangun kembali tembok Yerusalem, dia juga berhasil menjadi seorang pemimpin
yang disegani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar